Rabu, 20 Mei 2009

Selalu


Memandang lembayung yang nyaris terpagut malam..

Kau Dimana?

Tiada rupa dan rasa jadi meradang
Engkau rembulan yang tenggelam dalam bulir - bulir pasir pesisir
Yang satu persatu pun tak jua terurai oleh angan dan asa
Aku menjadi selatan tanpa bianglala
Tiada rupa dan rasa tak bisa sirna

Aku disini masih sama, dahaga dan mendurja
Bila masa menjelang, kusentuh imaji dalam kemahatakberdayaanku

Lalu suaramu melantun lirih, menghanyutkan buih - buih lara

“Aku disini kekasih… bersembunyi pada palung terdalam hatimu..,”
“…Selalu”

Maka gemuruh pun lekang dan lelap dipeluk langit sarat gemintang

Selasa, 17 Maret 2009

RAHMI SANG IDOLA CILIK 2


RAHMI PROFILE
NAMA : Rahmi Amalia
TTL : B. Aceh 1 Agustus 1996
SEKOLAH : SMPN 19 Percontohan
KELAS : tujuh (VII)
NAMA AYAH : M. Ali. Bardan
PEKRJAAN : Nelayan
NAMA IBU : Nelyi
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
HOBI : Baca Puisi, Nyanyi Dan Menari
CITA-CITA : Ingin Menjadi Dokter
RAHMI ITU : Sedikit Pendiam, Low Profile, Penurut dan Selalu Patuh Perintah


Masyarakat nelayan minta agar masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mendukung Rahmi Amalia yang akan tampil di pentas Idola Cilik-2 di RCTI, Sabtu (20/12) siang.

Sekretaris Jenderal Panglima Laot (lembaga adat laut) Provinsi NAD di Banda Aceh, Jumat (19/12), mengatakan, Rahmi yang merupakan anak nelayan dari Lampulo Banda Aceh tersebut kembali tampil pada pentas Idola Cilik untuk bisa meraih tiket ke semifinal.

Putri dari M Ali Bardan ini, jika lolos terus, akan berpentas setiap Sabtu dan Minggu hingga Maret 2009.

“Untuk bisa meraih satu tiket ke semifinal, Rahmi meminta langsung dukungan dari masyarakat Aceh, agar tidak tereliminasi pada putaran selanjutnya. Mohon doa dan dukungan masyarakat dengan cara mengirim SMS, ketik ICRahmi kirim ke 6288,” ujar Adli.

Ia menuturkan, penampilan Rahmi pada 14 besar ini setelah melewati proses yang panjang dan melelahkan.

Rahmi merupakan salah seorang dari 12.800 peserta yang mendaftar untuk mengikuti Idola Cilik-2 dari seluruh Indonesia. Hasil audiensi, Rahmi masuk 42 peserta.

“Bahkan, anak nelayan ini patut didukung hingga bisa tampil di grand final pada Maret 2009,” kata Adli usai menghubungi M Ali Bardan yang terus mendampingi putrinya di Jakarta.

Ali Bardan, dalam percakapan itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Aceh yang tinggal di Aceh atau di luar Aceh. Penghargaan khusus juga disampaikannya terutama kepada Darwati A Gani (istri Gubernur Aceh), Inayati (Istri Gubernur Kalimantan Timur), Dewi Meutia (Istri Wakil Gubernur Aceh), Illiza Sa`aduddin Djamal (Wakil Walikota Banda Aceh) yang telah memotivasi dengan menyaksikan penampilan di Jakarta.

Sabtu, 17 Januari 2009

cerita anak-anak gaza

Tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi, bahkan di dalam bangunan. Sekolah PBB pun dihancurkan. Lebih dari 215 anak terbunuh sejauh ini sejak serangan militer Israel diluncurkan 27 Desember lalu. Namun bagi hampir semua anak, itu bukan bagian terparah dari mimpi buruk mereka.

Kehilangan ayak, ibu, saudara, saudari, paman, bibi, teman, ataupun tetangga, hampir setiap anak di wilayah yang dibombardir itu trauma berat. Trauma itu bisa dipastikan menjadi luka fisik dan mental yang akan bebekas lama.

Berikut adalah beberapa wancara dengan anak-anak Gaza.

Huda, 7 tahun

Aku benci perang ini. Aku dengar Israel akan datang ke rumah kami sesaat lagi, dan aku selalu bermimpi buruk tentang roket menghantam rumaku. Aku mimpi tentang ayahku yang terbunuh oleh salah satu roket dan leher ibuku yang terputus.

Dalam mimpi itu pula, aku mencari saudara lelakiku yang dibawa jauh oleh tank-tank Israel. Aku sedih, dan ingin bermain lagi di rumahku. Aku berharap tidak ada hal buruk terjadi.

Abed, 3 tahun

Aku tak suka kegelapan, yakni ketika suara hal-hal buruk mulai keluar meraung.

Ahmed Elwan, 6 tahun

Kami takut. Aku melihat banyak anak-anak terbunuh. Beberapa roket meluncur dekat rumah kami. Adik perempuanku menangis keras begitu pula ibuku. Ayahku saat itu sedang berada di rumah nenek. Aku tak ingin takut, aku ingin menjadi lelaki kuat untuk ibuku dan adikku.

Nasim Udawn, 14 tahun.

Aku sudah terbiasa dengan suara bom, tapi kali ini mereka lebih,dan lebih keras. Aku tinggal di kemah pengungsi Al Shati di Gaza, dimana beberapa rumah sekitar sudah hancur. Banyak orang terbunuh. Rumah kami dihantam oleh peluru besar.

Masalahku sekarang ialah adik lelakiku Nader, yang mulai menderita kencing tak dapat ditahan. Ia kini langsung menangis keras ketika mendengar suara misil.

Zeyda Nima, 12 tahun

Saya tidak takut dengan bom ataupun roket, tentu tidak, tapi saudara saya takut. Saya tidak peduli dengan suara-suara itu, namun saudara perempuan saya dibawa ke rumah sakit karena tidak dapat mendengar akibat suara-suara pesawat dan bom.

Yehia, 5 tahun


Anak lelaki itu begitu trauma hingga tak bisa bicara. Ibunya Zinat mengatakan sejak awal serangan Israel, ia langsung menderita kencing tak bisa ditahan akibat takut terhadap bom. Sang ibu menuturkan pula, anaknya pun menderita setiap malam akibat mimpi buruk.

Muhammad Jmasi, 6


Saya takut dengan suara bom ketika mulai mendekat rumah saya. Saya berlari ke ayah dan ia selalu mencoba menenangkan. Namun ketika ayah tidak ada lagi di sekitar kami, saya dan saudara lelakiku kini menjadi sangat ketakutan. Saya ingin bermain lagi dengan teman-teman saya di jalan, dan saya ingin bola baru untuk bermain sepak bola.

Israel dimana lo??